Kapolda Riau Buka Latihan Pra Operasi Zebra, Tekankan Empati dan Komunikasi

PEKANBARU -- Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar Latihan Pra Operasi (Latpraops) Zebra Lancang Kuning 2025. Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan yang membuka kegiatan ini menekankan empati dan komunikasi dalam penindakan Operasi Zebra ini.

Irjen Pol Herry Heryawan menyampaikan tujuan Operasi Zebra Lancang Kuning 2025 ini adalah untuk meningkatkan kesadaran kolektif dalam tertib berlalu lintas.

"Tugas rekan-rekan semua adalah memberikan kesadaran berlalu lintas dengan baik melalui komunikasi dan empati. Buat narasi-narasi yang baik melalui media sosial, dan datang langsung ke sekolah-sekolah (TK dan SD) untuk memberikan kesadaran sejak dini," kata Irjen Herry di Mapolda Riau, Pekanbaru, Jumat (15/11/2025).

Pada kesempatan itu, Kapolda menyoroti kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun belum menunjukkan perubahan signifikan dalam budaya berlalu lintas karena kurangnya kesadaran masyarakat.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa Operasi Zebra kali ini harus menjadi titik lompatan strategis untuk mengubah budaya berlalu lintas di Riau, alih-alih hanya berfokus pada penindakan.

"Kalau semua sadar dan tertib berlalu lintas, ada keteraturan sosial. Kalau keteraturan sosial sudah tercapai maka tugas polisi akan ringan," imbuhnya.

Irjen Herry Heryawan menegaskan bahwa nilai utama dari Operasi Zebra 2025 adalah pembentukan kesadaran kolektif (collective awareness), bukan semata penegakan hukum.

"Operasi Zebra 2025 ini bukan hanya berbicara tentang penegakan hukum, tetapi bagaimana kita bisa membuat kesadaran kolektif bersama," tegas Kapolda Riau.

Dalam arahannya, Kapolda meminta jajaran untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam Operasi Zebra Lancang Kuning 2025 ini. Ia juga meminta agar memberdayakan seluruh komponen masyarakat, kerja kolaboratif dan menurunkan ego sektoral.

Kapolda juga menekankan agar personel yang terlibat dalam Operasi Zebra Lancang Kuning 2025 ini bersikap profesional dan memperhatikan norma dan etika.

"Laksanakan pengawasan secara berjenjang dan maksimalkan peran intelijen. Tetap bersikap profesional dan perhatikan norma-norma dan etika. Latih kemampuan komunikasi dengan baik dan santun. Utamakan narasi persuasi," pungkasnya.

(red/dtc)