Heboh Beras Oplosan, Ini 6 Fakta yang Wajib Diketahui

Peristiwa Sabtu, 19 Juli 2025 - 13:03 WIB  |   Redaktur : Indra  
Heboh Beras Oplosan, Ini 6 Fakta yang Wajib Diketahui

Istimewa (Ilustrasi beras oplosan.)

JAKARTA(CR)-Ada 212 merek beras yang beredar di pasaran diduga dioplos. Informasi tersebut pun membuat publik heboh. Pasalnya, beras yang dibeli selama ini beras harga premium, namun isinya dicampur beras medium atau tidak sesuai standar mutu beras premium.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, praktik curang tersebut telah merugikan masyarakat hingga Rp99 triliun per tahun.

Berikut fakta-fakta terkait beras oplosan yang bikin heboh dan merugikan masyarakat sampai ratusan triliun Rupiah, Sabtu (19/7/2025): 

1. Awal Mula Beras Oplosan Terungkap
Mentan Amran menjelaskan, semula menemukan adanya anomali, di mana harga beras terus naik padahal stok beras melimpah. 

Pihaknya kemudian melakukan pengujian terhadap 268 sampel beras yang tersebar di 10 provinsi produsen beras terbesar di seluruh Indonesia. Dari pengujian ditemukan sebagian besar merek tak sesuai dengan mutu, harga dan takaran.

Kementan pun mengirim surat kepada Kapolri dan juga Kejaksaan untuk menindak pelanggar. Dirinya juga mengklaim telah menyerahkan data yang melibatkan 13 lab seluruh Indonesia sebagai bukti temuan tersebut.

"Kami gunakan 13 lab seluruh Indonesia supaya betul-betul hasilnya akurat," tegasnnya.

2. Langsung Diperiksa Polisi
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri telah memeriksa sejumlah perusahaan produsen dan distributor beras terkait dugaan pelanggaran mutu dan takaran tersebut. Menariknya, pemeriksaan melibatkan perusahaan besar. 

"Betul, masih dalam proses pemeriksaan," kata Kepala Satgas Pangan, Brigjen Pol. Helfi Assegaf.

3. Perusahaan dan Merek Beras yang Diduga Dioplos
Wilmar Group
- Sania
- Sovia 
- Fortune
- Siip

Food Station Tjipinang Jaya
- Setra Ramos
- Beras Pulen Wangi
- Food Station- Setra Pulen

PT Belitang Panen Raya
- Raja Platinum
- Raja Ultima

PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group)
- Ayana

4. Ancam Ketahanan Pangan
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan kerugian akibat peredaran pupuk palsu sangat besar. Tindakan tersebut harus diberantas hingga ke akarnya karena berdampak serius terhadap kesejahteraan petani.

"Jika ada ribuan atau bahkan jutaan petani yang menjadi korban, kerugiannya bisa mencapai triliunan rupiah dan mengancam ketahanan pangan kita," kata dia. 

5. Alfamart Tarik Seluruh Peredaran Beras 
Direktur Corporate Affairs PT Sumber Alfaria Triaya Tbk (Alfamart) Solihin mengaku pihaknya siap untuk menarik seluruh peredaran beras premium di ritel jika terbukti melakukan pelanggaran melakukan oplosan.

Solihin mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap peredaran beras premium yang selama ini beredar di ritel. Caranya dengan menunjuk konsultan independen melakukan pengecekan sampel secara random pada beras premium yang beredar di ritel. 

"(Kalau terbukti tidak sesuai mutu) kita akan turunin yang paling pertama. Tapi kalau kita, tidak punya kemampuan untuk mengecek (beda beras oplosan dengan premium)," ujarnya. 

6. Cara Mengenali Beras yang Asli
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, salah menyampaikan, satu cara mudah untuk membedakan jenis beras asli berkualitas premium dan yang dioplos adalah dengan memperhatikan tingkat pecahan atau broken dalam kemasan beras. Menurutnya, beras premium memiliki batas pecahan beras maksimal di level 15 persen.

"Salah satu perbedaan beras premium dan medium itu ada di broken, di pecahannya. Pencampuran yang biasa dilakukan, itu maksudnya kan ada beras kepala atau beras utuh, lalu ada pula beras pecah. Nah karena beras premium maksimal broken-nya 15 persen, beras kepala dan beras pecah tadi dicampur, sampai maksimal 15 persen," beber Arief.

Ia menjelaskan, dalam praktiknya, beras premium adalah campuran antara beras kepala dan beras pecah, dengan batas pecahan tidak melebihi ketentuan. Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2023, beras kepala didefinisikan sebagai butiran beras berukuran lebih dari 0,8 hingga satu butir utuh. Sedangkan, beras patah memiliki ukuran antara 0,2 hingga kurang dari 0,8 dari butiran utuh.

Adapun kelas mutu beras premium yang telah ditetapkan antara lain memiliki butir patah maksimal 15 persen, kadar air maksimal 14 persen, derajat sosoh minimal 95 persen, butir menir maksimal 0,5 persen, total butir beras lainnya (butir rusak, butir kapur, butir merah/hitam) maksimal 1 persen, butir gabah dan benda lain harus nihil.

"Apapun alasannya, kalau di packaging dilabeli beras premium, maksimal broken-nya harus 15 persen. Kadar airnya maksimal 14 persen, karena kalau konsumen dapat beras yang kadar airnya di atas 14 persen, itu nanti beras bisa cepat basi, karena berasnya terlalu basah," tutur Arief.(wan/bbs)

Redaktur : Indra





Berita Lainnya

KT-Pematang Panjang - HUT 75 Kampar