Kebakaran Hutan Kepung Riau, 120 Personel Manggala Agni dari Jambi dan Sumsel Didatangkan

Peristiwa Senin, 21 Juli 2025 - 14:30 WIB  |   Redaktur : Indra  
Kebakaran Hutan Kepung Riau, 120 Personel Manggala Agni dari Jambi dan Sumsel Didatangkan

Ilustrasi petugas pemadam kebakaran hutan. (CR/Istimewa)

PEKANBARU(CR)-Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau semakin mengganas. Pihak berwenang bahkan sampai memaksa pengerahan bantuan besar-besaran dari luar Provinsi Riau. 

Sebanyak 120 personel Manggala Agni, penjinak api dari Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, kini telah tiba di Bumi Lancang Kuning untuk bergabung melawan si jago merah yang melahap lahan di sejumlah daerah seperti di Kampar, Siak, Rohil, Rohul dan Bengkalis.

Kepala Daops Manggala Agni Pekanbaru, Edwin menegaskan, penambahan kekuatan ini adalah langkah krusial untuk membendung amuk api yang mulai meluas, terutama di area-area rentan seperti Rokan Hilir (Rohil), Rokan Hulu (Rohul), dan Bengkalis.

"Sebanyak 120 personel dari Daops Jambi dan Palembang sudah mulai bergabung dengan tim manggala agni di Riau," ungkap Edwin pada Senin (21/7/2025).

Setibanya di Riau, ratusan personel ini tak membuang waktu dan langsung terjun ke lapangan untuk mempercepat proses pemadaman, terutama di lokasi-lokasi yang sulit diakses.

Edwin mengakui bahwa medan yang ditempuh untuk pemadaman tak mudah. 

Kombinasi antara cuaca kering ekstrem, embusan angin kencang, dan luasnya hamparan lahan gambut menjadi tantangan berat bagi tim pemadam di darat.

Oleh karena itu, penguatan personel dianggap langkah tepat untuk mencegah Karhutla merajalela lebih jauh. "Penambahan ini sangat membantu kami dalam mengintensifkan operasi pemadaman," sebutnya.

"Saat ini kami mengandalkan kekuatan penuh, baik di darat maupun melalui dukungan udara berupa water bombing,” tambah dia.

Namun, di balik upaya ini, Edwin tak menampik bahwa ada kendala utama yang menghambat proses pemadaman, yakni ketersediaan air.

"Kendala di lapangan ada beberapa tempat yang sumber airnya terbatas," jelas Edwin. 

Ia mencontohkan seperti situasi di Kampar, di mana untuk mendapatkan air, petugas harus menggali sumber air baru secara manual.

"Jika sudah dapat air maka disemprotkan ke lokasi kebakaran," tuturnya.

Edwin kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. (wan/bbs)

Redaktur : Indra





Berita Lainnya

KT-Pematang Panjang - HUT 75 Kampar