- Cakrawala Riau
- Riau
- Kawasan Stadion Utama Riau Terkesan Angker
Sejumlah Venue PON XVIII Riau Terbengkalai
Kawasan Stadion Utama Riau Terkesan Angker

Kondisi Stadion Utama Riau yang ditumbuhi ilalang dan pepohonan liar menjadikannya semak belukar. (CR/Pion Nasapri)
PEKANBARU(CR)-Satu dekade sudah kawasan Stadion Utama Riau di Kota Pekanbaru menjadi saksi bisu perhelatan olahraga sekaliber PON. Saat itu, Stadion Utama Riau berdiri dengan sejumlah fitur canggih melekat di sana, menjanjikan kenyamanan bagi masyarakat penonton serta atlet yang berlaga. Kini, kemegahan dan kemewahan Stadion Utama Riau yang menelan anggaran mencapai Rp1,2 Triliun berubah drastis. Malah kesan angker mendominasi pada bangunan aset Pemerintah Provinsi Riau tersebut.
Diduga kurangnya perhatian dan perawatan menjadi salah satu penyebab keberadaan Stadion Utama Riau seperti tak bertuan alias terbengkalai.Hal ini terpampang jelas saat reporter cakrawalariau.com melakukan tugas jurnalistik di lapangan, Kamis (17/04/2025) siang.
Berdasarkan amatan dari Jalan SM Amin, terlihat sejumlah huruf di atas gerbang Stadion Utama Riau, hilang tanpa jejak. Berjarak beberapa meter masuk di kawasan stadion terlihat sejumlah fasilitas yang rusak dan tidak terawat.
Apalagi kondisi rumput dan ilalang di sekitar kawasan tumbuh subur menjadi semak. WC dan kamar mandi juga tidak berfungsi lagi. Bangku semen retak, bahkan ada yang pecah. Lampu penerangan beserta tiangnya hilang entah kemana.
Selanjutnya, semak belukar menutupi trotoar dan pembatas jalan, tidak jelas di mana trotoar itu ujungnya. Penelusuran siang itu hingga ke venue sepatu roda. Lintasan sepatu roda tidak terawat, kawasan parkir dipenuhi tumbuhan ilalang. Danau yang menjadi daya tarik stadion juga sudah seperti hutan.
Nah, sesampai di stadion sepak bola tempat dimana berlangsungnya seremonial pembukaan dan penutupan PON XVIII Riau 2012 kala itu, ikon Patung Burung Serindit yang membawa obor terlihat kusam. Bahkan replika api obor sudah terlepas dari tempat asalnya. Tergeletak di samping Patung Burung Serindit.
Sejumlah pedagang yang berjualan di stadion menuturkan, kondisi stadion sudah 10 tahun lebih tidak ada perubahan. "Ya, begini-begini saja kondisinya. Tidak terurus dan terbengkalai. Kakak sudah lihat ke dalam, macam hutan rimba dan sepi," ujar salah seorang pedagang yang tak mau disebut namanya itu.
Padahal, Gubernur Riau kala itu, Rusli Zainal, saat pembangunan Stadion Utama Riau menggaungkan di media massa bahwa eksistensi lokasi itu diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Riau. Namun kenyataannya, Stadion Utama Riau dalam kondisi terburuk dan hanya mampu menghasilkan PAD tidak lebih hanya puluhan juta rupiah saja.(ion)