Israel Bombardir Palestina Selama 24 Jam, Warga Terpaksa Mengungsi

Keceriaan Anak-anak Jalur Gaza di Hari Raya Idul Fitri Sirna

Internasional Senin, 31 Maret 2025 - 18:41 WIB  |   Redaktur : Hendri Agustira  
Keceriaan Anak-anak Jalur Gaza di Hari Raya Idul Fitri Sirna

Kerusakan di Gaza akibat serangan Israel. (AFP/OMAR AL-QATTAA)

GAZA(CR)-Hari Raya Idul Fitri biasanya menjadi momen penuh keceriaan untuk umat Islam, terutama bagi anak-anak. Namun, kondisi berbeda dialami anak-anak di Gaza, Palestina, yang sedang dilanda perang.

Dilansir Al-Jazeera, Senin (31/03/2025), Palestina telah merayakan Idul Fitri sejak Senin (30/03/2025). Seorang anak di Gaza utara, Wissam Nassar, mengatakan taman hiburan lokal yang pernah dia dan anak-anak lain mainkan selama liburan kini hancur akibat serangan Israel. "Kami tidak dapat menemukan satu pun wahana untuk bermain," kata Nassar.

Nassar mengatakan dirinya dan anak-anak lain menghabiskan hari raya dengan mencari air, yang semakin langka di Gaza. Dia juga mengaku takut bermain di pantai karena Israel akan menembaki mereka. "Kami menghabiskan Idul Fitri dengan mencari air atau paket makanan atau mengumpulkan kayu untuk api. Kami terlalu takut untuk mendekati pantai, kalau-kalau Israel menembaki kami," katanya.

Terpaksa Mengungsi

Israel terus melakukan serangan ke Gaza, Palestina, pada hari kedua Idul Fitri. Israel juga memaksa warga di Rafah yang terletak di selatan Gaza untuk mengungsi. Pasukan Israel telah melakukan serangan sejak dini hari tadi di Jalur Gaza. Serangan ini terus terjadi selama 24 jam dan menjadi serangan mematikan, terutama di Khan Younis, di mana pasukan Israel menyerang sedikitnya tujuh rumah dari keluarga yang berbeda. Serangan ini terjadi sejak hari pertama Idul Fitri yang dirayakan umat Islam Palestina pada Minggu (30/03/2025).

Serangan terus berlanjut hingga hari kedua di mana warga Palestina saling mengunjungi sebagai tradisi Idul Fitri meskipun perang terjadi. Penembakan artileri juga terjadi tanpa henti di bagian tengah Jalur Gaza, tepatnya di Nuseirat, dan juga di daerah yang sangat dekat dengan Koridor Netzarim. Ledakan telah terdengar di Deir el-Balah dan tiga petani telah tewas di daerah tersebut.

Tim Pertahanan Sipil Gaza dan paramedis menyebut sangat berbahaya untuk pergi dan mengambil jenazah korban. Jenazah seorang warga Palestina di kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah telah dipindahkan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa. Selain itu, serangan udara Israel di dekat kamp pengungsi Jabalia telah menyebabkan tiga orang tewas. Dua korban merupakan warga berusia 30 tahun dan seorang lagi pemuda berusia 19 tahun.

Seorang juru bicara militer Israel juga telah mengeluarkan perintah pemindahan paksa baru untuk warga Rafah. Israel mengeluarkan peringatan tentara segera melanjutkan operasi tempur yang intens di sana.

Orang-orang di sebagian besar Rafah dan daerah sekitar Nassr serta ash-Shawka dipaksa segera mengungsi ke al-Mawasi. Radio Angkatan Darat Israel menggambarkan perintah tersebut sebagai evakuasi terluas sejak dimulainya kembali pertempuran.

Israel telah meluncurkan serangan besar-besaran ke Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan itu diklaim Israel untuk membalas serangan Hamas ke wilayah mereka yang menewaskan 1.200 orang. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 50 ribu warga Gaza. Ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang telah mengungsi akibat perang.

Gencatan senjata sempat membuat situasi Gaza tenang sejak Januari 2025. Namun, Israel kembali melanjutkan serangan pada 18 Maret setelah masa gencatan senjata dengan Hamas berakhir dan menyebabkan 900 orang tewas di Gaza. Terbaru, Hamas disebut telah menerima proposal gencatan senjata yang ditawarkan oleh mediator. Namun, Israel malah mengajukan proposal lain.(cr/dtc)
 

Redaktur : Hendri Agustira





Berita Lainnya

KT-Pematang Panjang - HUT 75 Kampar