Prabowo-Megawati Bertemu, Siapa Diuntungkan?

Nasional Selasa, 08 April 2025 - 16:17 WIB  |   Redaktur : Hendri Agustira  
Prabowo-Megawati Bertemu, Siapa Diuntungkan?

Amrill Jambak (CR/dok)

Penulis :  Amril Jambak, Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

Pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri direspons cukup positif oleh berbagai kalangan, dan akan dinilai mendapat “poin positif”. Sebab berprinsip “tidak ada kawan dan lawan abadi dalam politik, kecuali kepentingan”, walau rekam jejak dan digital menunjukkan Megawati Soekarnoputri sering “ingkar janji politiknya” ke Prabowo seperti dalam Pilpres 2014 dan 2019. 

Dari pertemuan ini kemungkinan muncul koalisi politik baru bahkan mennyusul adanya reshuffle kabinet untuk memberi “jatah politik” ke PDIP, apalagi sebelumnya Presiden Prabowo Subianto kecewa dengan kualitas komunikasi politik beberapa pembantunya.

Ied CR 1446 H

Melalui pertemuan dengan Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto diyakini banyak kalangan ingin mendapat hasil jangka panjang yaitu menjadi “pahlawan rekonsiliasi” mantan Presiden RI ke 5, Megawati yang kurang akur dengan SBY maupun Jokowi, sedangkan tujuan jangka pendeknya Prabowo Subianto ingin memperkuat pengaruh politik dan support meluas dari koalisinya termasuk PDIP untuk all out mendukung program kerja pemerintahannya.

Presiden RI, Prabowo Subianto tengah berbincang dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Presiden RI, Prabowo Subianto tengah berbincang dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Sementara, kekhawatiran akan nasib demokrasi hanya akan disuarakan elemen kritis seperti BEM, NGO, akademisi, media massa dan tokoh post power syndrome dengan endurance politik yang terbatas dan pada akhirnya mudah "didekati/dirayu" oleh jajaran pemerintah.

Sedangkan dampak positif pertemuan Prabowo Subianto-Megawati Soekarnoputri antara lain terbangunnya koalisi politik baru yang permanen, mempersempit peluang oposisi, dukungan total koalisi terhadap Presiden dan program kerjanya, harmonisasi hubungan antara Presiden dengan mantan Presiden, bekerjasama mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) global dan regional, serta jika pemerintahan ini berhasil akan membuka jalan dan peluang besar bagi Prabowo Subianto untuk reelected pada Pilpres 2029.  

Sedangkan, dampak negatif pertemuan Prabowo Subianto-Megawati Soekarnoputri yang paling mendasar dikhawatirkan banyak kalangan bahwa Indonesia berpotensi menjadi “draconian state” karena melemahnya oposisi.

Akan tetapi ini hanya analisa sementara penulis saja. Pembuktian bisa dilihat dalam kurun setahun dua tahun ke depan. Penulis hanya berharap, pertemuan Presiden Prabowo dengan tokoh apa saja, baik tingkat nasional ataupun internasional harapannya membawa kebaikan bangsa, negara, dan seluruh anak bangsa.(*)

Redaktur : Hendri Agustira



H Rudi Ied 1446 H


Berita Lainnya

KT-Pematang Panjang - HUT 75 Kampar