- Cakrawala Riau
- Olahraga
- Jangan Terlalu Tinggi Harapan ke Timnas Saat Laga Bahrain
Jangan Terlalu Tinggi Harapan ke Timnas Saat Laga Bahrain

Bung Yoel, Pengamat Sepakbola Nasional. (CR/ist)
Catatan : Bung Yoel
Pengamat Sepakbola Nasional
Apa yang Anda rasakan sekarang setelah Indonesia digebuk telak 1-5 di Sydney? Emosi, kecewa, marah, atau mungkin sejak itu Anda mulai berfikir untuk tidak akan pernah menonton Timnas Indonesia lagi. Mungkin berbagai reaksi itu lahir karena begitu besarnya harapan pendukung timnas ke Jay Idzes dkk.
Alih-alih meraih imbang di kandang Australia, pasukan Patrick Kluivert pulang dengan kepala tertunduk. Tiba di Jakarta tidak ada penyambutan khusus. Mungkin sebagian Masyarakat cuma menoleh atau mungkin juga ada yang nyeletuk dalam hati, ‘’Ini toh pemain-pemain bule Indonesia yang kemarin dikalahkan Australia.’’
Gejolak sepak bola kita, khususnya timnas senior memang menyita banyak perhatian. Setelah sempat menggulung Arab Saudi 2-0 di GBK, harapan besar pun mulai menggema. Sempat anjlok sebentar karena dipecatnya Shin Tae-yong sebagai pelatih pasca gagalnya Indonesia di Piala AFF 2024, pelan-pelan karena masuknya sejumlah pemain naturalisasi kepercayaan publik kembali membaik.
Namun gejolak itu muncul lagi begitu PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih. Keputusan yang penuh tanda tanya. Mantan striker timnas Belanda ini sama sekali tidak punya rekam jejak yang menjanjikan sebagai pelatih. Terakhir ia dipecat dari negara Curacao karena gagal membuat negara itu berprestasi di kancah internasional. Sebagai pemain, ia belum pernah mendapat penghargaan tinggi di dunia sepak bola.
PSSI dengan menggunakan para influencernya mencoba meyakini publik sepak bola Indonesia bahwa di belakang Patrick Kluivert ada orang-orang hebat seperti Alex Pastor dan Denny Landzaat. Bahkan untuk membius hati fans Indonesia, sejumlah pemain yang tak laku di negaranya ditarik ke skuad Indonesia. Sebut saja kiper Emil Audero yang dulunya nyata-nyata dan sedikit arogan menolak bergabung ke timnas Indonesia. Ayahnya bahkan terang-terangan menyatakan Emil Audero diproyeksikan sebagai kiper utama timnas Italia.
Seperti dihipnotis, kita pun mulai yakin Indonesia akan lolos ke Piala Dunia 2026. Tidak tanggung-tanggung, Australia pun dianggap mampu ditaklukkan di kandang sendiri, atau minimal menahan seri. Limabelas menit pertama, Indonesia menggempur Australia yang berbuah penalti walau gagal dieksekusi Kevin Diks.
Kita pun terkejut, ini Indonesia atau Belanda? Total football sekali! Wah berani sekali Kluivert bermain menyerang! Begitulah, Kluivert lupa yang dihadapi Indonesia bukan negara kaleng-kaleng. Australia adalah negara yang sudah langganan lolos Piala Dunia, bahkan sebelum bergabung ke Asia. Indonesia sangat gampang ditembus, hanya dalam hitungan menit 3 gol sudah bersarang di gawang Marteen Paes.
Kini kita tidak lagi berharap tinggi. Justeru yang datang adalah kecemasan saat kontra Bahrain. Apakah Kluivert mampu meramu timnya? Bukankah Kluivert pernah dikalahkan Bahrain empat tahun silam? Apakah para bule-bule Belanda itu akan bermain spartan seperti saat menghadapi Australia? Atau justeru di GBK, Indonesia dan Kluivert terkubur? Saya sarankan, sebaiknya Anda tidak terlalu berharap tinggi kepada timnas Indonesia.(***)