Pekerja di Pelalawan Tewas Diserang Harimau

Peristiwa Rabu, 19 Maret 2025 - 16:03 WIB  |   Redaktur : Hendri Agustira  
Pekerja di Pelalawan Tewas Diserang Harimau

Tim BBKSDA Riau melakukan evakuasi terhadap Harimau Sumatera yang menyerang seorang pekerja di Kabupaten Pelalawan. (CR/ist)

PELALAWAN(CR)-Seorang pria bernama Yafao Zebua (50) meninggal dunia setelah diserang seekor Harimau Sumatera di areal perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), Kabupaten Pelalawan. Peristiwa tersebut menambah daftar konflik antara satwa liar dengan manusia di Provinsi Riau.

Serangan harimau yang terjadi pada Kamis (13/03/2025) lalu, mengakibatkan korban tewas dengan kondisi mengalami luka berupa cakaran di kepala bagian belakang, leher serta pada bagian daging paha atas kanan. Balai Besar KSDA (BBKSDA) Riau bergerak cepat menindaklanjuti laporan dari pihak perusahaan terkait peristiwa tersebut.

Di mana BBKSDA Riau langsung melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan untuk mengambil langkah-langkah penanggulangan dan mendapatkan informasi secara lengkap terkait adanya serangan dari satwa liar bernama latin Panthera Tigris Sumatrae itu.

Ied CR 1446 H

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan mejelaskan usai mendapatkan laporan tersebut, keesokan harinya pihaknya menurunkan Unit Penyelamatan Satwa (UPS) untuk melakukan kajian dan upaya penanggulangan dan memasang boxtrap dan camera trap. 

"Boxtrap yang dipasang sebanyak 2 unit di TKP dan lokasi dekat camp pekerja yang merupakan jalur lintasan Harimau berdasarkan jejak yang ditemukan. Selain itu juga dilakukan pemasangan boxtrap pada lokasi, melakukan sosialisasi kepada para pekerja dan melakukan patroli bersama sebagai upaya penanggulangan," ujarnya.

Sementara pada 16 Maret 2024 atau dua hari setelah pemasangan boxtrap, diketahui Harimau sumatera ditemukan masuk dalam kandang jebak (Boxtrap) yang dipasang pada lokasi TKP. Selanjutnya Tim melakukan evakuasi ke camp pekerja dengan menggunakan kendaraan air yang dilanjutkan evakuasi ke kandang habituasi untuk dilakukan perlakukan sebelum pelepasliaran ke alam dikemudian hari. 

"Sebagai tindakan pencegahan, untuk beberapa waktu ke depan kita meningkatkan patroli di area rawan konflik, melakukan edukasi kepada masyarakat tentang cara bertindak bilamana bertemu satwa Harimau Sumatera, serta mendorong penerapan sistem peringatan dini di sekitar wilayah yang berbatasan dengan habitat satwa liar," ujarnya.

Disampaikan dia, dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait, diharapkan upaya konservasi harimau Sumatera dapat terus berjalan tanpa mengancam keselamatan manusia maupun kelestarian satwa liar. "BBKSDA Riau bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, swasta, akademisi, serta organisasi konservasi, terus menerus meningkatkan upaya mitigasi konflik satwa liar di Provinsi Riau," paparnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan jejak atau melihat keberadaan satwa Harimau Sumatera di sekitar pemukiman. Laporan dapat disampaikan melalui call center BBKSDA Riau atau aparat desa setempat. Selain itu, untuk menjaga rantai makanan satwa di alam liar, BBKSDA Riau juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perburuan satwa yang biasa menjadi mangsa satwa Harimau Sumatera, seperti satwa Rusa dan Babi Hutan.(cr/rel)

Redaktur : Hendri Agustira



H Rudi Ied 1446 H


Berita Lainnya

KT-Pematang Panjang - HUT 75 Kampar