Tak Sempat Mendapat Pertolongan Pertama, Manajer PT SSL Tewas Terkena Serangan Jantung

Peristiwa Jumat, 13 Juni 2025 - 19:19 WIB  |    Reporter : Pion Nasapri   Redaktur : Hendri Agustira  
Tak Sempat Mendapat Pertolongan Pertama, Manajer PT SSL Tewas Terkena Serangan Jantung

Keluarga korban manajer PT SSL yang meninggal dunia akibat serangan jantung menangis histeris di RS Awal Bros, A Yani, Pekanbaru. (CR/ist)

PEKANBARU-Musibah menimpa Charles Siregar selaku Manajer PT Seraya Sumber Lestari (SSL), Desa Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak. Pria berusia 54 tahun ini mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Awal Bross, Jalan Ahmad Yani, Kota Pekanbaru, Jumat (13/06/2025) sekira pukul 15.00 WIB. Penyebab tewasnya korban akibat serangan jantung, dan tak sempat mendapatkan pertolongan pertama pasca dibakarnya klinik di areal PT SSL beberapa hari lalu.

Humas PT SSL, Sri Nurhaini Rachmadani menyebutkan bahwa korban terkena serangan jantung pada Jumat (13/06/2025) sekira pukul 10.00 WIB. “Benar, salah satu manajer PT SSL meninggal dunia akibat serangan jantung,” ungkapnya ketika dihubungi awak media.

Dijelaskan Humas PT SSL, korban tidak sempat mendapatkan pertolongan pertama karena klinik di areal Perusahaan dibakar massa, sehingga semua peralatan dan perlengkapan hangus. Korban juga dilarikan ke RS Awal Bross, Ahmad Yani, Pekanbaru dengan menggunakan satu unit mobil ambulance tanpa dilengkapi bantuan oksigen.      

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian pembakaran kantor PT SSL, opersional perusahaan saat ini berada di Desa Merempa Hulu. “Sangat disayangkan kenapa yang melakukan penyerangan Desa Tumang secara anarkis. Kerusuhan terjadi setelah PT SSL menyurati tiga orang cukong pemilik lahan yang berada dalam konsensi PT SSL di Desa Merempah Hulu,” ucap salah seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya.     

Para pemilik lahan, lanjut sumber tersebut, masing-masing berinisial Ap warga Kota Pekanbaru (pemilik sekitar 400 ha kebun sawit), YC yang dikenal sebagai pengusaha di Kota Pekanbaru, juga pemilik ratusan Ha kebun sawit, serta Su (pemilik lahan ratusan ha) yang masuk dalam konsesi PT SSL di Desa Merempah Hulu. Su diketahui telah ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka dengan peran sebagai pengumpul dana aksi.

Sekadar diketahui, penyebab penyulut emosi warga Tumang adalah adanya surat dari PT SSL berisi perintah pengosongan lahan dan penggusuran kebun warga serta perkampungan yang masuk konsesi PT SSL. Kenyataannya, surat yangg ditujukan kepada warga itu sendiri tidak ada.

“Besar kemungkinan surat yang ditujukan kepada para cukong inilah yang diedarkan kepada masyarakat, dan menjadikan sebagai bahan provokasi. Ini harus diselidiki secara terang benderang kaitannya serta para cukong ini harus diperiksa dan ditelusuri aliran dananya untuk membiayai aksi yang mencapai sekitar 2.000-an orang warga Tumang,” paparnya.

Dibeberkannya kembali, malam sebelum peristiwa pembakaran yang hampir menghancurkan 80 persen fasilitas dan aset PT SSL termasuk klinik, ada pertemuan di Desa Tumang yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat. “Mereka juga harus diperiksa kaitannya dengan peristiwa ini. Kenapa tidak ada inisiatif melaporkan kepada pihak berwajib? Karena berdasarkan keterangan kapolres aksi tersebut tanpa izin dan pemberitahuan kepada pihak kepolisian,” pungkasnya.

Para pekerja berharap para tersangka dan cukong harusnya juga dikenakan pidana kehutanan karena menguasai kawasan hutan secara ilegal disamping pidana lainnya.? “Terkait pertemuan antara PT SSL dengan warga, harusnya dilihat secara jernih oleh Forkopimda Siak. Jangan sampai masyarakat yg hadir hanya sebagai tameng para Cukong, para cukong seharusnya juga dihadirkan biar masalahnya terang benderang dan jangan berlindung atas nama masyarakat,” ujar sumber.

Selain klinik yang menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan di lokasi yang dirusak, juga terjadi penjarahan terhadap barang-barang milik pekerja PT SSL. Bahkan sampai susu dan pempers bayi pun juga tak luput dari penjarahan. “Ini harusnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Apapun alasannya mereka sebagai korban. Perlu dilakukan trauma healing bagi perempuan dan anak-anak yang berada di lokasi saat kejadian. Sebab mereka melihat secara langsung dan pasti menimbulkan trauma yang serius. Ini harus jadi perhatian,” pintanya.

Para pekerja juga menginginkan penyelesaian konflik jangan sampai menghilangkan pidana atas peristiwa yang telah menimbulkan banyak kerugian tersebut. Dikarenakan akan menjadi preseden buruk penegakan hukum, khususnya di Siak. Apalagi beberapa waktu terakhir peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Siak.(ion)

Laporan : Pion Nasapri
Redaktur : Hendri Agustira





Berita Lainnya

KT-Pematang Panjang - HUT 75 Kampar