- Cakrawala Riau
- Kampar
- Medan Ekstrem Menjadi Kendala Utama
Perjuangan Kelompok Tani di Dunia Pendidikan (1)
Medan Ekstrem Menjadi Kendala Utama

Keceriaan terpancar dari wajah para murid SD kelas jauh Dusun Pematang Panjang, meski fasilitas pendidikan mereka jauh dari layak. (CR/Pion Nasapri)
Niat tulus Kelompok Tani Pematang Panjang yang dimotori Fauziyati untuk anak-anak di Dusun Pematang Panjang, Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, dalam memperjuangkan pendidikan anak tingkat sekolah dasar patut diacungi jempol. Sebab salah satu hal mendasar yang menjadi kendala bagi anak-anak untuk menimba ilmu yakni, kondisi medan ekstrem dan jarak tempuh yang memakan waktu lebih kurang satu jam untuk sampai di SDN 008 Kuntu Darussalam.
“Yang membuatnya jauh sehingga memakan waktu 1 jam baru sampai di Desa Kuntu, yakni medan jalan yang tidak layak dilalui,” tutur Fauziyati kepada cakrawalariau.com, Senin (20/01/2025).
Dari Dusun Pematang Panjang, lanjut Fauziyati, warga yang mengantar anak sekolah harus lebih pagi sekitar pukul 06.00 WIB. “Mereka setiap harinya melalui akses kawasan hutan eukaliptus. Kondisi jalannya buruk seperti ‘kubangan kerbau’, sulit untuk dilintasi kendaraan baik roda dua maupun empat,’’ ungkapnya.
Apalagi jika cuaca seperti belakangan ini, warga mengaku kesulitan saat mengantarkan anak-anak ke sekolah. Selain jalanan buruk, luapan air di musim banjir menjadi tantangan serius bagi warga. Sebab jembatan yang biasa dilalui sudah tidak tampak lagi alias terendam air.
Tak hanya itu, setiap harinya warga harus waspada saat melintasi kawasan hutan eukaliptus. “Tantangan tidak semata kondisi jalanan yang buruk, warga juga lebih berhati-hati terhadap hewan buas seperti babi hutan, ular dan lainnya,” ujar Fauziyati.
Malah, kenang perempuan berhijab tersebut, bebapa bulan yang lalu satu unit truk terbalik di ruas jalan kawasan hutan eukaliptus. Penyebabnya karena kondisi jalan yang berlubang sangat dalam layaknya ‘kubangan kerbau’.
Laskar Pelangi Versi Pematang Panjang Riau
Untuk itulah, Fauziyati dan teman-temannya di Kelompok tani berjuang sekuat tenaga agar anak-anak sekolah dasar jarak jauh di Dusun Pematang Panjang bisa diterima belajar di SDN 008 Kuntu Darussalam.
“Mengingat ujian akhir sebentar lagi, kami berharap anak-anak Dusun Pematang Panjang dapat menghadapinya seperti anak lainnya. Kami juga sudah mempersiapkan kendaraan yang layak untuk mengantar anak-anak ke SDN 008 Kuntu Darussalam,” pungkasnya.
Ke depannya, Kelompok Tani Pematang Panjang ingin menjadikan sekolah jarak jauh di kawasan dusunnya bisa permanen, dan mendapat sarana serta fasilitas memadai. Hal ini sesuai dengan program Presiden RI Prabowo Subianto tentang pemerataan pendidikan di Indonesia.
Program tersebut juga sejalan visi dan misi Bupati Kampar terpilih, yakni memajukan dunia pendidikan dari usia dini hingga perguruan tinggi. “Kami yakin, Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar akan memberikan yang terbaik bagi anak-anak di Dusun Pematang Panjang,’’ harap Fauziyati, Ketua Kelompok Tani Pematang Panjang.
Adapun murid SD jarak jauh Pematang Panjang yang dipindahkan ke SDN 008 Kuntu Darussalam sebagai berikut; Kelas I berjumlah 9 murid, Kelas II sebanyak 10 murid, Kelas III berjumlah 12 murid, Kelas IV sebanyak 10 murid, Kelas V berjumlah 7 murid dan Kelas VI sebanyak 10 murid. “Nama-nama dengan total 58 murid tersebut sudah kami lampirkan dalam surat permohonan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar,’’ bebernya.
Di akhir pembicaraan, Fauziyati mengaku siap menghadapi resiko apapun. “Jika terjadi apa-apa pada saya di kemudian hari, saya ikhlas asal mereka bisa mendapatkan fasilitas dan pendidikan yang layak. Saya selalu sebut mereka Laskar Pelangi versi Pematang Panjang Riau,” tutup Fauziyati.(bersambung)