- Cakrawala Riau
- Olahraga
- Pelatih dan Atlet Berprestasi Minta Pemprov Riau Putuskan Pencairan Bonus PON
Pelatih dan Atlet Berprestasi Minta Pemprov Riau Putuskan Pencairan Bonus PON

Ketua KONI Riau, Iskandar Hosein (kiri) bersama para pengurus serta pelatih dan attet berprestasi Riau usai audiensi dengan Gubernur Riau, Abdul Wahid terkait bonus PON. (CR/Pion Nasapri)
PEKANBARU(CR)-Sejumlah pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Riau bersama para pelatih dan atlet berprestasi melakukan audiensi dengan Gubernur Riau, Abdul Wahid pada Selasa (17/06/2025) di Kediaman Gubernur Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
Dalam audiensi tertutup tersebut, hadir perwakilan atlet dan pelatih cabang olahraga peraih medali PON XXI Aceh-Sumut 2024. Mereka hadir mempertanyakan kejelasan bonus PON yang tertunda pembagiannya. Perwakilan cabang olahraga Riau yakni, Pelatih Senam Ahmad Marcos, Pelatih Ski Air Matrab, Pelatih Angkat Berat Deriswan, Pelatih Anggar Zulkifli, Pelatih Tinju Darman Hutauruk, Pelatih Renang Irwan, Atlet Anggar M Fajri, Atlet Squash Rahmat dan beberapa atlet berprestasi lainnya.
Sementara itu, dari KONI Riau dihadiri langsung oleh Ketua Umum KONI Riau Iskandar Hoesin, Sekretaris Umum Edy Satria, Kabid Binpres Amrisal Amir, dan jajaran pengurus. Dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, hadir Sekretaris Dispora Riau Nur Hamdi, Kabid Pembudayaan Prestasi Olahraga Rinov Eka Monrie, Kabid Layanan Kepemudaan Helfandi dan jajaran staf.
Pada audiensi yang berlangsung sore hari itu, Gubernur Riau Abdul Wahid didampingi Plh Sekdaprov Riau M Job Kurniawan menerima rombongan. Pada kesempatannya, KONI Riau berusaha mengajukan penambahan alokasi bonus PON sebesar Rp5 milyar. Namun, ditolak langsung oleh Gubernur Riau yang terlihat sedikit gusar. Abdul Wahid juga sempat keceplosan, tidak masalah jika atlet dan pelatih tidak mau menerima bonus yang sudah ada.
Menanggapi hasil audiensi ini, Ketua Umum KONI Riau Iskandar Hoesin mengaku tidak bisa berbuat banyak. "Ya, kita sudah fasilitasi pertemuan ini dengan Gubernur Riau. Semua kembali ke Dispora Riau untuk hitungan jumlah bonus PON, dikaji dan dihitung ulang lagi," kata Ketua Umum KONI Riau Iskandar Hoesin dengan raut wajah kecewa saat diwawancarai awak media di halaman parkir kediaman Gubernur Riau.
Hal yang sama juga disampaikan atlet anggar M Fajri. Ia tidak mengira perjuangan membela Riau di iven olahraga nasional PON berakhir mengecewakan. "Saya sedih dengan hasil audiensi hari ini. Kita berjuang empat tahun untuk menghadapi PON kemarin, hasilnya tidak sesuai dengan janji Pemprov Riau kepada kami. Kita masih menunggu, karena akan dibahas Pak Gub dengan Sekda," kata atlet peraih medali emas dan perak itu kecewa.
Senada dengan M Fajri, pelatih tinju dan senam Riau, Darman Hutauruk dan Ahmad Marcos berharap ada perubahan besar untuk bonus PON di APBD Perubahan Riau 2025 ini. "Saya berharap besaran bonus PON ini jika tidak sesuai dengan Pergub, kita minta setidaknya jumlahnya sama dengan bonus PON di Papua lalu. Jangan dibawah itu, apresiasi kerja keras kita, masa iven olahraga lain lebih besar terimanya," kata Darman Hutauruk memperjuangkan hak atlet dan pelatih Riau.
Sementara itu, Ahmad Marcos mengaku tidak puas dengan hasil audiensi sore tersebut. "Bonus PON ini akan dikaji ulang oleh Gubernur dan Plh Sekdaprov Riau. Kita harap yang adil dan perhatian Sekda dalam hal ini. Ada tiga item yang tidak cocok disana. Kaji ulang lagi yang tiga item itu, Dispora bilang PON sama dengan Paralympic dan lainnya itu, jelas beda, kita seleksi ketat di pra PON. Kecewa? Iya," pungkas Marcos.(ion/*)