- Cakrawala Riau
- Nusantara
- Terjerat Pinjol, Satu Keluarga Mencoba Bunuh Diri
Minum Racun Tikus
Terjerat Pinjol, Satu Keluarga Mencoba Bunuh Diri

TKP percobaan bunuh diri satu keluarga di Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri ((Asad MS/Jawa Pos Radar Kediri))
KEDIRI (CR) -Tragedi memilukan terjadi di Kabupaten Kediri. Satu keluarga di Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, mencoba bunuh diri bersama. Mereka meminum susu kemasan yang dicampur dengan racun tikus.
Satu keluarga itu terdiri atas Danang, 31, dan istrinya, Minatun, 29. Lalu, dua anak mereka. Yakni, Mochamad Den Noval Pratama, 8, dan Mochamad Raffa Septiano, 2. Dari empat orang itu, hanya Noval yang masih sadarkan diri. Danang dan istrinya dalam kondisi kritis. Sedangkan si bungsu Raffa meninggal dunia.
Dugaan percobaan bunuh diri sekeluarga itu dilakukan Kamis (12/12) malam. Kasus tersebut kini ditangani Polres Kediri. ’’Indikasinya mengarah ke sana (upaya bunuh diri, Red),” kata Kasatreskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ipda Heri Wiyono kepada Jawa Pos Radar Kediri.
Aksi nekat itu mereka lakukan kabarnya lantaran frustasi selalu ditagih debt collector dari aplikasi pinjol. Pinjaman online itu dilakukan oleh sang istri Minatun.
Utangnya diperkirakan mencapai Rp 15 juta atau enam kali lipat dari UMR Kabupaten Kediri 2024 sebesar Rp 2.340.668. Warga baru mengetahui aksi percobaan bunuh diri akibat pinjol itu pada keesokan harinya, Jumat (13/12).
Kepala Desa Manggis Katiran menuturkan bahwa pasutri itu ditemukan dalam kondisi hidup, namun tidak sadarkan diri. Begitu pula dengan anak sulungnya, Noval yang dinyatakan masih hidup. Sementara Raffa, anak kedua pasutri itu sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Kami segera mengambil tindakan, membawa korban ke rumah sakit. Sehingga sampai saat ini sudah ditangani di RS. Yang dua, ayah dan ibu sudah siuman. Sementara sang anak sudah meninggal dunia," ujar Katiran, Kepala Desa Manggis, dikutip dari Radar Kediri
Namun, dia belum bisa menjelaskan lebih jauh. Sebab, saksi-saksi kunci yang perlu dimintai keterangan masih tergeletak di rumah sakit.
Polisi juga sudah mengamankan beberapa barang bukti dari tempat kejadian perkara (TKP). Antara lain, baju yang terkena muntahan, seprai, botol susu yang terindikasi dicampur racun, cairan susu, surat nikah, akta kelahiran anak, serta handphone milik pasutri tersebut.
Polisi menyebutkan, inisiatif awal untuk melakukan bunuh diri sekeluarga itu justru datang dari Minatun. Dia menyampaikan niat tersebut ke suaminya. Ironisnya, sang suami ternyata setuju dan malah ingin mengajak anak-anaknya ikut bunuh diri. ’’Suaminya bilang, ya udah kalau begitu kita bareng-bareng (bunuh diri) aja. Makanya, anaknya dikasih (racun) juga,” beber Heri.
Polisi memperkirakan, bahan yang digunakan untuk melakukan aksi nekat tersebut adalah racun tikus. Sebab, bahan itulah yang dibeli Minatun pada Kamis siang di toko yang ada di dekat kantor Polsek Ngancar.
Kemudian, malam harinya aksi itu dilakukan. Memanfaatkan dua botol minuman susu kemasan. Susu pemberian kerabat mereka tersebut dicampur dengan racun tikus sebelum diminum semua anggota keluarga.
’’Itu minum susu yang telah dicampur racun tikus dengan sengaja,’’ ucap Heri. Namun, hingga kemarin polisi belum menemukan bungkus racun tikus tersebut. Karena itu, belum bisa diketahui merek serta jumlah racun yang dimasukkan ke susu.
Yang pasti, Noval yang meminumnya merasakan tidak enak. Kemudian segera memuntahkan. Anak pertama itu ganti meminum air putih sebanyak-banyaknya. Hal itulah yang membuat sang kakak bisa terselamatkan. Sedangkan nyawa adiknya tak tertolong.
Saat kejadian, ternyata Danang sempat menelepon kerabatnya yang ada di Kecamatan Mojo. Waktunya tengah malam, sekitar pukul 24.00. ’’Mbak, tolong saya sudah tidak kuat.” Demikian kalimat yang diucapkan lelaki tersebut ketika menelepon. Kerabat yang ditelepon, berdasar informasi yang digali Jawa Pos Radar Kediri, sebenarnya sempat menelepon balik. Tapi, telepon milik Danang sudah tidak aktif.(rhd)